Minggu, 22 Maret 2009

TAWUR AGUNG DIPUSATKAN DI PRAMBANAN

Upacara Tawur Agung Kasanga dalam rangka Hari Raya Nyepi Tahun 2009 sebagai penanda tibanya tahun baru Saka 1931 pada tanggal 25 Maret 2009 mendatang menurut rencana akan dipusatkan di Candi Prambanan Jawa Tengah. Upacara ini akan diikuti oleh puluhan ribu umat Hindu di Jawa Tengah dan DIY. Menurut rencana Sekretaris Dirjen Bp. I Gusti Bagus Ngurah, S.Ag mewakili Dirjen Bimas Hindu Departemen Agama Republik Indonesia, berkenan akan menghadiri kegiatan yang telah secara rutin diselenggarakan oleh umat Hindu Jateng dan DIY. Selain di Candi Prambanan, upacara Tawur Agung Sasih Kasanga juga akan dilaksanakan oleh segenap umat Hindu di seluruh pelosok tanah air sebagai perwujudan harmonisasi antara manusia dengan alam lingkungannya. Tawur Agung adalah upacara Bhutayadnya atau korban suci sebagai sarana komunikasi secara spiritual untuk mengungkapkan curahan rasa kasih sayang terhadap alam semesta dari pengaruh Bhutakala. Upacara Tawur Agung ini dilaksanakan disetiap tilem sasi ke IX Isaka. Melalui upacara Tawur Agung ini umat Hindu memberikan sumbangsih secara spiritual untuk melestarikan dan menyerasikan alam semesta ini, yang pada akhirnya diharapkan umat Hindu dapat menyelesaikan misi hidupnya yaitu terciptanya kondisi yang selaras dan harmonis hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam lingkungannya yang dalam ajaran Agama Hindu disebut TRI HITA KARANA. Dengan mengaktualisasikan ajaran TRI HITA KARANA dalam kehidupan sehari - harinya, umat Hindu berharap berbagai krisis yang sedang dihadapi Bangsa Indonesia dapat terlewati dengan selamat sesuai dengan tema Nyepi 2009 yang telah ditetapkan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat yaitu, "Aktualisasikan Ajaran Tri Hita Karana Guna Mengatasi Dampak Krisis Finansial Global".
Nyepi yang merupakan tahun baru Saka pada hakekatnya mengandung dua aspek. Secara pribadi untuk mengkonsentrasikan diri, menetralkan pikirannya agar dapat melakukan mawas diri, introspeksi terhadap dirinya sebagai guru untuk memasuki pintu gerbang tahun baru Icaka. Sementara secara kelompok umat Hindu melakukan Tawur Agung demi untuk tetap terjaganya keselarasan, keserasian serta keharmonisan hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya.
Tepat pada hari raya Nyepi yang jatuh pada tanggal 26 Maret 2009, segenap umat Hindu Indonesia akan melakukan Catur Brata Penyepian yaitu Amati Geni yang artinya membunuh api, nafsu, api amarah yang ada pada diri kita agar dapat hening mengendalikan diri dan introspeksi pada dirinya sendiri. Selanjutnya adalah Amati Karya atau tidak melakukan kegiatan kerja fisik dengan maksud agar sepenuhnya memusatkan kegiatan rohaniah. Berikutnya Amati Lelungan yang artinya tidak melakukan perjalanan atau bepergian, melainkan tetap tinggal di rumah untuk melakukan yoga samadi. Sedangkan Brata yang terakhir adalah Amati Lelanguan yang artinya tidak memenuhi kebutuhan kamanya, sehingga diharapkan dapat menjaga keseimbangan lahir dan batin. Dengan kegiatan spiritual ini diharapkan umat Hindu dapat merenungi perilakunya dalam kurun waktu setahun yang telah berjalan. Sesuatu yang baik ditingkatkan dan apabila terpaksa ditemui hal - hal yang kurang serasi perlu untuk diserasikan sehingga pada tahun yang baru nanti segenap umat Hindu di seluruh Indonesia dapat menatap hari depan yang lebih baik. (Raditya Dewa Agung Arsana, S.S, S.Ag)