Selasa, 21 April 2009

ALBUM FOTO ORIENTASI KERUKUNAN INTEREN UMAT BERAGAMA DI LAMPUNG







Foto foto kegiatan orientasi Kerukunan Interen Umat Beragama di Lampung tanggal 14 s/d 16 April 2009. Hadir dalam kegiatan tersebut Direjen Bimas Hindu Prof.Dr. IBG Yudha Triguna, MS yang sekaligus membuka secara resmi dan memberikan pengarahan. Kegiatan yang diikuti 30 peserta dari seluruh Indonesia berlangsung dinamis tersebut ditutup oleh Direktur Urusan Agama Hindu I Ketut Lancar, SE, M.Si. Berikut kita tampilkan album foto kegiatan tersebut.

Selasa, 07 April 2009

ALBUM FOTO KUNJUNGAN DIREKTUR URUSAN AGAMA HINDU KE JERMAN









Album Foto Kunjungan Direktur Urusan Agama Hindu di Berlin

DIREKTUR URUSAN AGAMA HINDU DHARMAWACANA DI BERLIN




PERAYAAN GALUNGAN DAN KUNINGAN DI BERLIN

Hari Raya Galungan dan Kuningan dirayakan oleh umat Hindu setiap 210 hari berdasarkan kalender Bali yang jatuhnya setiap enam bulan sekali. Adapun maknanya adalah perayaan kemenangan dharma yaitu sifat sifat yang baik melawan adharma yang bersifat adharma yang bersifat tidak baik.

Mengawali dharmawacananya Direktur Urusan Agama Hindu I Ketut Lancar SE, mengatakan “Dengan perayaan Galungan dan Kuningan di Kota Berlin ini, bisa saja dianggap sesuatu yang exotis buat masyarakat Jerman. Tapi saya berharap perayaan ini bisa juga sebagai sarana untuk mengenali budaya Hindu di Bali secara lebih dekat, dengan mempertanyakan landasan dasar apa yang diterapkan agama Hindu di Bali.”

Perayaan yang berlangsung di Pura Marzhan Berlin ini, I Ketut Lancar mengajak umat Hindu khususnya yang ada di Jerman untuk senantiasan memahani makna kebhinekaan yang merupakan nilai luhur yang harus dipahami secara utuh.” Pemaksaan adalah tabu. Yang terpenting adalah persatuan yang dilandasi oleh kebhinekaan. Karena Agama Hindu memandang bumi beserta isinya sebagai sesuatu yang utuh, dalam artian bahwa antara alam dan manusia dan antara sesama manusia adalah saling membutuhkan. Dengan berusaha untuk mengerti dan menerima budaya setiap daerah atau Negara lainya, akan tercipta keharmonisan didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.

“Perayaan Galungan dan Kuningan yang diadakan bersama antara sesama umat dan umat lainnya bisa menjadi pandangan yang baru untuk budaya bali sendiri. Karena dilihat dari dukungan pemerintah kota Berlin, sebagai salah satu kota yang menghargai kesenian dan meningkatkan pertukaran budaya, telah membuktikan bahwa perbedaan tidak akan merusak, tetapi juga sebagai elemen yang sangat pentig didalam kehidupan bermasyarakat dan ini patut untuk selalu dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya.” ujar I Ketut Lancar kepada Umat Hindu dan segenap undangan yang hadir seperti; Wakil Kedutaan Republik Indonesia, Bapak Wajid Fauzi, Pimpinan Grun Berlin Christop Schmidt dan Saudari Reuber pimpinan Garten der Welt.

Perayaan Galungan dan Kuningan atas dukungan KBRI Berlin dan pihak “Garten der Welt “ Marzhan – Berlin adalah sebagai sarana simakrama kelompok masyarakat Indonesia yang ada di Berlin serta promosi Budaya Indonesia untuk masyarakat Jerman di Berlin dan sekitarnya.)

“Kesenian adalah sebagai sarana untuk mengenal masyarakat baru dan bersama sama untuk saling membagikan perbedaanya. Mengakhiri dharmawananya lebih lanjut Ketut Lancar mengatakan “Dengan alasan tersebut saya atas nama pemerintah Indonesia/ Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu sangat mendukung kegiatan ini.” (Parwata)


Senin, 06 April 2009

Kunjungan DPRD Provinsi Bali ke Ditjen Bimas Hindu


Beberapa waktu yang lalu Dirjen Bimas Hindu Departemen Agama RI menerima kunjungan beberapa anggota DPRD Provinsi Bali. Agenda kunjungan tersebut adalah dalam rangka mengkoordinasi serta menyampaikan aspirasi yang berkembang di masyarakat Bali tentang rencana pembentukan BPH (Badan Penyiaran Hindu) Provinsi Bali. Aspirasi masyarakat tersebut berkembang sebagai tindak lanjut dari kegiatan Orientasi Pembentukan Badan Penyiaran Hindu tingkat provinsi di seluruh Indonesia yang baru - baru ini diselenggarakan oleh Ditjen Bimas Hindu. Dirjen Bimas Hindu dalam penjelasannya yang diwakili oleh Direktur Urusan Agama Hindu, I Ketut Lancar, SE, M.Si mengatakan bahwa Ditjen Bimas Hindu dalam pembinaan umat perlu partner kerja selain PHDI. Revitalisasi BPH yang sudah berdiri sejak 2002 ini penting untuk dilakukan dalam rangka memotivasi kemandirian umat dalam meningkatkan Sradha dan Bhaktinya. Oleh karenanya mulai tahun 2009 ini Pemerintah dalam hal ini Ditjen Bimas Hindu mencoba memfasilitasi pembentukan BPH tingkat provinsi yang nantinya menjadi kepanjangan tangan BPH Pusat dalam melakukan pembinaan di seluruh pelosok Indonesia. Oleh karenanya I Ketut lancar minta kepada segenap anggota dewan prov. Bali yang hadir pada saat itu agar memberikan dukungan penuh baik materi maupun moril dalam pembentukan BPH Prov Bali. Diharapkan dengan adanya BPH di setiap provinsi, badan ini berperan sebagai perencana, mengkoordinasikan, mengawasi serta mengevaluasi segala bentuk penyiaran HIndu di media cetak maupun elektronik serta penyuluhan - penyuluhan yang dilakukan oleh Juru Penerang. Dirjen Bimas Hindu, IBG Yudha Triguna sempat hadir sebentar menjelang pertemuan usai dikarenakan sebelumnya beliau ada acara yang tidak bisa ditinggalkan. Dalam arahan singkatnya Dirjen Bimas Hindu menyampaikan kompleksitasnya permasalahan pembinaan umat dan rencana strategis yang sudah disusun oleh jajarannya diantaranya adalah revitalisasi BPH yang sekarang ini sedang dilakukannya. Pertemuan yang berlangsung lebih kurang 2 jam berlangsung santai dan dinamis di ruang Dirjen Bimas Hindu diakhiri dengan harapan bersama untuk menjaga komitmen sesuai proporsinya masing - masing dalam pengembangan Badan Penyiaran Hindu. ( Raditya Dewa Agung Arsana)

PEDOMAN DAN CARA SEMBAHYANG

PEDOMAN DAN CARA SEMBAHYANG

AGAR BAKTI KITA TIDAK SIA-SIA



Dalam setiap pemujaan hendaknya kita memahami tata cara yang ditetapkan, agar apa yang menjadi keinginan kita, dapat tercapai secara maksimal. Namun apa yang akan disampaikan dibawah ini sangat rahasia sekali sifatnya. Untuk itu kami sampaikan kepada semua pembaca agar berhati-hati menggunkan ajaran yang rahasia ini. Semasih kita ingin melakukan permohonan, keselamatan diri dan keluarga semuanya urut-urutannya adalah :

a. Sebutkan satu persatu

b. Mohon hadir ditempat kita melakukan pemujaan (masing-masing pelinggih)

c. Setelah kita anggap hadir semuanya, lalu kita suguhkan dengan diawali rasa bhakti sesuai dengan sesajian yang kita haturkan

d. Mohon apa yang kita inginkan

e. Sebutkan semuanya dan dipersilahkan kembali ke kahyangannya masing-masing.

Untuk jelasnya ikutilah prosesesi seperti dibawah ini.

Prosesi bagi seorang bhakta dalam melakukan persembahyangan :

1. Japa, Kidung Warga sari (sejenisnya);

2. Semua persiapan di masing-masing pelinggih dan bhakta (pelaku) sudah siap;

3. Puja Tri Sandhya

4. Panca Sembah, disinilah kita melakukan urutan prosesi pemujaan :

a. Sembah Puyung, dengan mantranya;

b. Sembah mohon Pesaksian yang ditujukan kepada sang Hyang Siwa Raditya, di kuti dengan mantra pesaksian, sesuai dengan mantra kedua dalam panca sembah;

c. Sembah kepada : 4 tingkat pemujaan (aywa wera = Jangan disampaikan kepada yang tidak berkepentingan) :

· Ratu Sang Catur Sanak rahine mangkin titiang ngaturang bhakti kemit (Beli/Mbok sesuaikan dengan diri pemuja jika laki sebut Beli, dan bila perempuan sebut embok)titiang bakti lantaran titiang bakti titiang ngaturin sang catur sanak marupa …….Beli nunas mangda malingga ring palinggihan sang catur sanak ring Pelinggih Panglurah.

· Ratu Hyang Pekak, Hyang Kompyang, raja Dewata-raja Dewati, hyang kawitan soroh … (sebutkan kawitan kita sendiri),Sang Hyang tiga sakti, bhatara Guru-bhatara Ibu sane ngempu sikian titiang, mangkin titiang ngaturin cokor iratu mangde malinga-malinggih ring pelinggih Rong Tiga/Kemulan. Titiang bakti ring iratu, lantaran titiang bakti titiang ngaturang …. (sebutkan sesajian kita)

· Ratu Dewa Brahma, dewa Wisnu, dewa Prajapati mangkin titiang ngaturang bakti, ledang cokor iratu malingga ring padmasari, titiang bakti ring cokor iratu, lantaran titiang bakti titiang ngaturang … (sebutkan sesajian kita)

· Ratu Sanghyang Dewata Nawa Sanga : Iswara, Misora, Brahma, Ludra, Mahadewa, Sangkara, Wisnu, Sambu, Siwa lan Hyang Luhuring Dewata sang Hyang Samodhaya. Rahine mangkin titiang bakti ring cokor iratu, ledang cokor iratu malingga ring padmasari, lantaran titiang bakti titiang ngaturang … (sebutkan sesajian kita);

· Ratu Sang Hyang Tunggal, Ida Sang Hyang Widhi, rahine mangkin titiang ngaturang bakti, sweca ledang cokor iratu malingga ring (Sebutkan sesajian kita seperti : Daksina, sarining canang sari, sarining dupa)Di ikuti mantra ngelinggihan, sesuai dengan mantara ke tiga dalam panca sembah.

  1. Mohon waranugraha

Sebutkan kembali kepada keempat tingkatan seperti point 4.c diatas, masing-masing kepadanya, yening wenten swecan iratu ring sikian titiang lan kulawargan titiang sareng sami tunas lungsur swecan iratu mangkin mangde titiang lan kulawargan titiange ngemangguhang ……. (sebutkan keinginan masing-masing bakta). Di ikuti mantran Panugrahan).

d. Mengembalikan (Sang Catur Sanak, Hyang Pekak-Hyang Kompyang dst, Sang Hyang Tiga Desa, Dewata Nawa Sanga, Luhuring Dewata, Sang Hyang Tunggal-Sang Hyang Widhi).Sebutkan kembali masing-masing dan setiap tingkatan, titiang nunas geng rna sinampura dwaning ketambetan titiang. Mangkin Cokor Iratu aturin titiang mewali ring Kahyangan Cokor iratu soang-soang. Diikuti mantra Pengaksama (sembah kelima dalam panca sembah)

5. Dilanjutkan nunas tirtha dan bija, serta di iringi dengan warga sari dan kalau tidak makekidungan lakukan introspeksi diri sejenak dalam hati.

Selanjutnya di tutup dengan pramasanti.

KEBIJAKAN TEKNIS DIREKTORAT URUSAN AGAMA HINDU

KEBIJAKAN TEKNIS

DIREKTORAT URUSAN AGAMA HINDU

Oleh: I Ketut Lancar, SE, M.Si

Disampaikan dalam Konsultasi Pejabat Pusat Ditjen Bimas Hindu dengan Pejabat daerah Tahun 2009

Tanggal 22 Pebruari 2009 di Malang

A. Tugas dan Fungsi

Tugas :

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama No. 3 Th. 2006 Direktorat Urusan Agama Hindu mempunyai tugas menyelenggarakan serta melaksanakan pembinaan dan pelayanan di bidang Urusan Agama Hindu berdasarkan kebijakan teknis Dirjen Bimas Hindu.

Fungsi :

Dalam melaksanakan tugas dimaksud Direktorat Urusan Agama Hindu menyelenggarakan fungsinya :

Ø Penyiapan bahan perumusan visi dan misi serta kebijakan di bidang Urusan Agama Hindu.

Ø Perumusan standarisasi nasional pembinaan di bidang penyelenggaraan Urusan Agama Hindu.

Ø Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Urusan Agama Hindu

Ø Pelaksanaan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Urusan Agama Hindu.

Ø Pelaksanaan Urusan Tata Usaha Direktorat.

B. VISI dan MISI

Visi :

Terwujudnya Masyarakat Hindu yang taat beragama, cerdas sejahtera, rukun dan damai serta saling menghormati antar umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Misi :

Meningkatkan kualitas bimbingan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan agama ; Meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan beragama; Memberdayakan Lembaga Sosial Keagamaan dan Lembaga Pendidikan Keagamaan Hindu; Memperkokoh kerukunan umat beragama; Mengembangkan seni budaya dan pariwisata keagamaan Hindu serta meningkatkan pengarusutamaan gender dan anak.

C. PROGRAM PENDUKUNG VISI DAN MISI

Direktorat urusan Agama Hindu sebagai lembaga pemerintah vertikal memiliki peran strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Direktorat Urusan Agama Hindu senantiasa berupaya untuk berperan aktif sebagai motivator, dinamisator dan fasilitator agar umat Hindu dengan mudah dan aman menjalankan ajaran agamanya. Hal itu akan menjadi bentuk sinkronisasi menuju upaya optimalisasi pelayanan umat Hindu. Disamping itu Direktorat Urusan Agama Hindu tetap pada konsekuensi awal dalam menjalankan manajerial perkantoran menuju good governance dan good government.

Direktorat Urusan Agama Hindu dengan program – program yang dimiliki diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang salah satu strateginya adalah mengedepankan kesadaran masyarakat Hindu dalam berdana punia. Guna menyikapi tuntutan kebijakan pembangunan nasional tahun 2009 melalui program fungsi agama antara lain:

1. Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama

Program ini bertujuan meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam melaksanakan ajaran agama, mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kehidupan beragama. Adapaun sasaran yang ingin dicapai yaitu : terbinanya kualitas pelayanan kehidupan beragama, terbinanya sarana upacara keagamaan Hindu, terlaksananya pemberian bantuan tempat ibadah Hindu, tersusunnya buku pedoman pembinaan sarana dan upacara keagamaan.

2. Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Nilai – Nilai Keagamaan.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai – nilai ajaran agama bagi setiap individu, keluarga dan penyelenggara negara. Sasaran yang ingin dicapai terwujudnya kualitas bimbingan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai – nilai keagamaan, terlaksananya pemberian bantuan penyuluh, terbinanya sarana penyuluhan serta tersusunnya buku pedoman pembinaan penyuluh.

3. Program Peningkatan Kerukunan Umat Beragama.

Program ini bertujuan mendorong serta meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memperkuat dasar – dasar kerukunan intern dan antar umat beragama sehingga terbangunnya harmoni sosial dan persatuan nasional. Sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya kerukunan umat beragama Hindu, meningkatnya kualitas kerjasama antar umat beragama serta meningkatnya toleransi kehidupan beragama.

4. Program Pengembangan Lembaga – Lembaga Sosial Keagamaan dan Lembaga Pendidikan.

Program ini bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kapasitas serta kualitas lembaga social keagamaan serta memberikan pendidikan bagi masyarakat khususnya di pedesaan yang berlatar belakang social ekonomi lemah. Sasaran yang ingin dicapai adalah terbinanya Lembaga Sosial Keagamaan Hindu dan Lembaga Pendidikan Keagamaan Hindu, terbinanya sarana lembaga pendidikan keagamaan Hindu, terlaksananya pemberian bantuan lembaga keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan Hindu serta tersusunnya buku pedoman pembinaan lembaga social keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan.

5. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak.

Program ini bertujuan meningkatkan partisipasi kapasitas dan kualitas masyarakat dalam pengarusutamaan gender pada penyelenggaraan bimbingan masyarakat Hindu. Adapaun sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya pengarusutamaan gender dan anak, terbinanya keluarga sejahtera dan bahagia ( sukinah ), terwujudnya keadilan kesetaraan gender serta tersusunnya buku pedoman pembinaan pengarusutamaan gender.

Program – program tersebut diatas merupakan bentuk sinkronisasi menuju upaya optimalisasi pelayanan umat Hindu sebagai langkah peran aktif sebagai motivator, dinamisator agar umat Hindu dapat dengan mudah melaksanakan ajaran agama.

D. Prioritas Kegiatan Program Tahun 2009.

Tuntutan kebijakan diarahkan kepada prioritas kegiatan program yang langsung menyentuh masyarakat pada tahun 2009 memfokuskan kepada :

Ø Peningkatan akselerasi dalam menciptakan data keagamaan melalui pendataan yang dilakukan oleh Pembimas / penyelenggara sehingga terwujud data keagamaan yang acountable.

Ø Meningkatkan peran penyuluh agama Hindu dalam upaya mengimbangi gencarnya penayangan dan siaran – siaran televisi yang mengarah kepada pelemahan Sradha dan Bhakti kita serta penyebarluasan informasi kepada umat terutama generasi muda tentang pencegahan penyalahgunaan NARKOBA.

Ø Peningkatan wawasan keagamaan dalam masyarakat terutama dalam menyikapi munculnya paham – paham / aliran baru.

Ø Membentuk keluarga sukinah sebagai upaya menciptakan umat Hindu yang memiliki Sradha dan bhakti serta berbudi pekerti luhur sejahtera lahir batin dalam kehidupan pribadi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ø Peningkatan pemberdayaan fungsi tempat ibadah (Pura)

Ø Pemberdayaan ekonomi keumatan

E. Permasalahan Yang Dihadapi.

Pelayanan prima belum dapat diwujudkan secara optimal karena terbatasnya anggaran sarana dan prasarana yang kurang memadai serta kurangnya SDM yang berkualitas akan tetapi hal itu tidak menjadikan berkurangnya tanggung jawab. Namun terdapat permasalahan yang cukup mendasar antara lain:

1. Belum terciptanya pemahaman dan pemberdayaan ekonomi umat melalui pengelolaan dana punia sebagai bentuk nyata meningkatkan kesejahteraan umat.

2. Belum terciptanya kemandirian umat di bidang penyuluhan agama Hindu terutama pada daerah – daerah terpencil.

3. Belum optimalnya koordinasi antar instansi terkait dan lembaga keagamaan.

4. Belum optimalnya pemberdayaan fungsi tempat ibadah / Pura sebagai wahana peningkatan kualitas sradha dan bhakti umat.

F. Strategi Pemecahan Masalah

Dari permasalahan – permasalahan yang dihadapi diatas dapat dicarikan solusi pemecahan yang tepat sebagai berikut:

1. Mengupayakan penambahan anggaran fungsi agama.

2. Mengupayakan peningkatan kualitas dan penambahan SDM.

3. Meningkatkan koordinasi lintas sektoral.

4. Mengupayakan peningkatan sarana dan prasarana upacara keagamaan.

5. Memberdayakan peningkatan fungsi dan peran tempat ibadah sebagai pusat pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat melalui SDM serta pengembangan social ekonomi kemasyarakatan.

6. Memberdayakan dan mendorong kemandirian umat untuk berperan serta aktif dalam pembinaan / penyuluhan umat melalui jejaring JUPEN Keagamaan Hindu.

G. Penutup

Guna mewujudkan visi dan misi Direktorat Urusan Agama Hindu kami berharap partisipasi aktif dari seluruh unit pelaksana di daerah, lembaga – lembaga keagamaan serta segenap umat Hindu Indonesia. Kritik dan saran yang konstruktif dan dukungan yang tulus akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi segenap jajaran Direktorat Urusan Agama Hindu di dalam mengemban tugas pembinaan dan pelayanan umat.

Semoga Hyang Widhi Wasa senantiasa memberikan wara nugraha- Nya kepada kita dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita masing – masing.